LEBAH MADU


Lebah madu dapat dipandang sebagai ahli bangunan. Hal ini tampak nyata pada struktur sarangnya. Thomas Heles telah melakukan tinjauan secara matematik terhadap sarang lebah madu. Dalam laporannya ditunjukkan bahwa penggunaan lilin dan tata ruang dalam susunan sarangnya sangat optimal. Kalkulasi itu berdasarkan pada geometri sel-sel sarang, dan yang diperhitungkan hanya lilin dalam dinding-dinding tipis sel. Kira-kira 30% (dalam beberapa kasus lebih dari 50%) dari keseluruhan massa lilin dalam satu sel diisikan pada sisi-sisi yang relatif tebal, terutama pada tepi-tepi yang mengelilingi lubang masuk sel. Sisi-sisi ini menyusun bangunan yang strukturnya disesuaikan secara optimal, semacam jaringan yang luas yang menutup seluruh sarang dan mampu memindahkan getaran-getaran yang melintasi permukaannya.
Getaran-getaran itu dihasilkan oleh seekor lebah penari, yang menari menggerakkan perutnya ke depan dan ke belakang atau ke samping kanan dan samping kiri yang disebut waggle dance atau schwanzendazel. Dengan perilaku ini, lebah penari memberi tahu sejawatnya tentang lokasi sumber makanan. Getaran-getaran itu dihantarkan dan menyebar semata-mata oleh jaringan yang melintasi permukaan sel-sel. Ciri-ciri resonan keselurahan sarang menunjukkan adanya dua saluran frekuensi, yaitu sekitar 15 hertz dan 260 hertz, yang dipancarkan secara optimal dan bahkan diperkuat. Kedua frekuensi ini dengan cepat dihasilkan oleh lebah penari selama menari. Sarang lebah tidak hanya optimal dari segi teknik yang menggunakan lilin minimum untuk ruang maksimum, namun mereka juga menggunakan teknik komunikasi secara sempurna.

Di dalam sel-sel juga disimpan zat makanan berupa madu. Madu mengandung gula invert alami. Di dalam lambung lebah terdapat enzim gula invertase (
B-fruktosidase) yang mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa dengan pH = 4,0. Madu mengandung gula invert 74% (69% - 75%), selain itu terdapat sukrosa 1,9% (0% - 4%), air 18%(12% - 26%), abu 0,18% (0,1% - 8%) dan asam organik 0,1% - 0,4%, Jika rasio fruktosa terhadap glukosa tinggi, maka ada kecenderungan madu akan mengkristal.

Lebah dapat mendeteksi sumber makan dengan melihat warna, yang berbeda caranya dengan mata manusia. Menurut penglihatan manusia hanya bunga-bunga bermahkota biru dan kuning saja yang dituju lebah. Mata lebh melihat warna pada kisaran biru dan kuning, meskipun warna merah tidak terlihat berbeda. Mata lebih peka terhadap warna yang dipantulkan oleh beberapa jenis bunga akibat penyinaran UV.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan anda.