PENGOLAHAN LIMBAH CAIR INDUSTRI PUPUK UREA MENGGUNAKAN ALGA MERAH


Proses pertumbuhan mikroalga memerlukan unsur-unsur esensial yang terdiri atas makronutrien dan mikronutrien. Dengan memanfaatkan kebutuhan proses pertumbuhannya, alga merah Porphyridium cruentum memiliki potensi untuk menyerap polutan amonium dan nitrat di dalam limbah cair. Penyerapan tersebut perlu dilakukan karena bila limbah yang mengandung senyawa nutrien tinggi, misalnya lembah pupuk urea yang masuk ke perairan, maka dalam jangka panjang akan menyebabkan eutrofikasi. Beberapa dampak dapat muncul akibat eutrofikasi, yakni bau dan rasa yang tidak sedap, kekurangan (deplesi) oksigen pada malam hari, penetrasi cahaya ke dalam kolam air berkurang, kematian ikan, dan keracunan pada hewan maupun manusia.


Berdasarkan data penelitian menggunakan sistem curah (batch culture), sistem fedbatch culture, dan sistem sinambung (continuous culture), Porphyridium cruentum mampu menurunkan kadar amonium dengan tingkat efisiensi 94% terhadap biomassa. Manfaat yang dapat diperoleh dari biokatalis ini adalah adanya kemampuan untuk menurunkan kadar polutan, menghasilkan bahan biopigmen, polisakarida, dan asam lemak omega-3. Biopigmen merah dan asam lemak omega-3 terdapat di dalam sel, sedangkan polisakarida umumnya disekresikan ke dalam medium pertumbuhan. Pada tingkat laju pengenceran (dilution rate, D) sebesar 0,02 per hari dapat dihasilkan stomassa sel sebanyak 675 mg per liter dan polisakarida sebanyak 9,4 g per liter. Produk Porphyridium cruentum tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan baku industri, misalnya industri makanan dan kosmetika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan anda.