Bahasa Semut













Kita pasti pernah melihat rombongan semut berbondong-bondong menggotong makanan. Satu hal yang menarik adalah jika mereka bertemu satu sama lain, seolah mereka saling memberi hormat dan saling berkomunikasi. Hal menarik lain yaitu jika seekor semut menemukan makanan, maka ia akan "mengundang" teman-temannya dan dalam tempo yang sangat singkat, segera berdatangan semut-semut lain sehingga terjadi koloni semut cukup banyak. Demikian pula jika ada "musuh" akan segera berdatangan semut tentara yang besar-besar. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Bagaimana penjelasan ilmiah yang dapat diketahui ilmuwan saat sekarang?

Dari analisis kimia para ilmuwan mendapatkan bahwa apa yang kita amati pada kehidupan semut itu ternyata didasarkan pada "bahasa kimia" yang disebut
feromon. Feromon merupakan senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antarsemut, juga hewan lain sesama keluarga, untuk memberitahu adanya makanan, ancaman, atau juga untuk "pacaran" yang disebut sex attractants.

Kebanyakan feromon memiliki struktur relatif sederhana. Berdasarkan data analisis kimia (kromatografi gas - spektra massa/GCMS) para pakar mendapatkan bahwa feromon sebagai pemikat sex (
sex attractants) memiliki bobot molekul agak besar (10-17 atom karbon). Diketahui pula bahwa pemikat seks dengan bobot molekul dua kali lipat, dapat memberikan daya pemikat seks ribuan kali lebih kuat.

Pada semut, feromon yang paling banyak dihasilkan adalah persenyawaan alarm (memberi signal adanya bahaya) berupa molekul dengan atom karbon kurang dari 10. Sementara itu untuk memberi informasi adanya makanan, semut mengeluarkan feromon dengan bobot molekul agak kecil, misalnya 2-heptanon.



Gambar 2-heptanon


Berdasarkan analisis kimia berbagai persenyawaan kimia untuk berkomunikasi antar semut, para pakar memperkirakan keluarga semut dapat menghasilkan sepuluh macam feromon diantaranya adalah dendrolasin, sitral, sitronellal, dan 2-heptanon.

Gambar sitral


Bahasi kimia ternyata juga dimiliki oleh lebah dan kupu-kupu. Pada kupu-kupu, feromon yang sangat menonjol adalah yang berfungsi sebagai pemikat seks yang dikenal sebagai bombikol dan giplur. Berdasarkan analisis kimia, sewaktu kupu-kupu betina menari sambil mengibaskan sayapnya, sebenarnya dia sedang melepaskan giplur untuk menarik dan memberitahukan kepada kupu-kupu jantan dimana ia berada.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih atas kunjungan anda.